Laman

Selasa, 24 Agustus 2010

AIR MATA BENING DI BANTAL IBUKU ( Cerpen Bagian 1 )

DOA YANG SALAH TELAH TERUCAP


Suara alunan pembacaan surat yasin secara bersama sama terdengar begitu merdu terdengar dari masjid taruna, pembacaan surat yasin memang rutin dilaksanakan oleh setiap taruna setiap malam jum'at. malam seperti kebanyakan taruna yang lainnya aku juga begitu terhanyut dalam dengungan surat yasin yang di baca bersama sama menghasil suara yang begitu gemuruh seperti suara ribuan lebah yang siap mencari sarang yang baru. dalam hati ku bergumam 
" ya tuhan,.,. sungguh maha benar firmanmu, engkaulah yang memiliki jiwa dan ragaku, engkau yang maha merajai lindungilah hambamu ini dari kiri dan kanan ku, dari depan dan belakangku serta dari kecurangan dari orang - orang yang ada di sekitarku ".,. Amin..
aku mengambil duduk di tengah masjid mengambil tempat di tengah kerumunan teman - teman sepenanggungan menimba ilmu untuk masa depan.
setelah selesai pembacaan surat yasin secara bersama temanku yang memang setiap malam jumat rutin memimpin pembacaan itu memutuskan untuk mengakhiri dengan pembacaan doa, yang di khususkan terutama untuk para nabi, sahabat, alim ulama kedua orang tua dan yang lainnya,., sebagaimana lazimnya pembacaan doa yang di lakukan oleh seorang muslim.
kuakhiri pembacaan doa itu dengan meyebut nama - Nya dan sambil berharap semoga doa kami di terima di sisinya.
setelah semua selesai ku hampiri teman ku yang bernama Ilo, sambil ku jabat tangannya kutanyakan kabarnya " pa kabar lo, ilo dengan senyum khasnya menjawab ', ya ... begini - begini aja..,....di tengah perbincanganku dengan Ilo sayup terdengar temanku memanggil,.,., Des,.,Des,., Desta,,. suara itu yang hapal di telingaku,., sini dech,.,., si matshur 'memanggilku,., aku pun menghampirinya.,.
napa mat.....oh ya gimana kelanjutan masalah gue,., aku dengan seperti tak sabar langsung menghujani mathsur dengan berbagai pertanyaan,.,., !! ya Des,.,., tadi gue dah ngomong-ngomong ama si Difgy,. katanya sich sabar aja,., mudah- mudahan ga ada apa-apalah and cepat selesai,.,dalam hati aku bergumam ya tuhan berilah hambu ini kekuatan dan kemudah...
masalah yang pertama itu terjadi ,., di mulai dari hari selasa pagi yang cerah,., aku memulai kegiatan untuk melakukan pembersihan di sekitar kampus rutinitas ini biasa di lakukan oleh seorang taruna yang bertugas untuk melakukan pengawasan pembersihan lingkungan yang di lakukan oleh taruna tingkat satu atau yang biasa di sebut TUTAR...setelah selesai di lakukan pembersihan aku bersiap sipa untuk melakukan rutinitas pembelajaran sehari - hari,,,., di dalam kelas di saat tidak ada pembelajaran aku termenung sendirian menatap diriku.;' dan dengan lirihnya aku mengucapkan sebuah do'a .
" Ya tuhan aku ingin membuat semua keluargaku menangis,.,.,.,. 
doa itu terkadang aku sebut dalam doaku,., tanpa aku lanjutkan,.,
dan ku simpan maksud dari doa itu dalam hatiku rapat-rapat tanpa ada yang tau.....
namun doa itu kini aku menyebutkan Doa yang salah telah aku ucapkan."
hari yang kelam itu telah datang,., hari jumat pagi masa itu telah di mulai tanpa di hinggapi perasaan curiga atau perasaan lain kulakukan kegiatan rutinitasku,., sampai hantaman yang begitu dahsyat itu aku terima ,.,., surat itu menyatakan bahwa aku sebagai taruna Madya atau taruna tingkat dua harus dicabut hak-haknya untuk menjadi taruna selama 6 bulan kedepan,., itu artinya bahwa aku di skors selama 6 bulan,.,
begitu aku mendengar salinan putusan itu,., seluruh kakiku bergetar ,., mataku gelap dan pikiranku langsung terbang tak menentu...oh tuhan apa yang terjadi denganku.
terdengar di sudut ruangan temanku berbisik - bisik mereka seakan tak percaya dengan semua ini.,.
aku pun demikian adanya,., ku tak percaya dengan semua ini,.,., ku coba menggigit ujung lidahku namun aku merasakan sakit,.,.kucium lengan tanganku namun juga sakit ., berarti ini menandakan bahwa aku tidak sedang dalam bermimpi....
akupun menerima salinan putusan itu dengan menahan ribuan cucuran air mata yang siap jatuh dari pelupuk air mataku,., namun ku coba untuk menahan,.,namun akupun manusia biasa,., setelah sampai di kamarku aku duduk termenung, dan meratapi kisah hidupku,.,. 
oh tuhan apa yang harus aku katan kepada ibuku,.yang ada di rumah,., apa yang harus aku katakan kepada keluarga besarku,.
apa yang harus aku katakan kepada om dan tanteku yang selama ini membiayai kuliahku,.,.,oh tuhan jawaban apa yang harus aku berikan kepada mereka.
dalam lamunanku terbayang seorang wajah dengan senyuman khasnya,., terbayang sebuah wajah yang selalu gembira apa bila hari jumat tiba karena aku akan menemuinya,., wajah yang selama tersenyum bangga setiap hari minggu dengan mengisi tasku dengan makanan ringan dan indomie.....wajah itu....wajah itu. wajah itu adalah wajah ibuku...........
ibu......ibu...maafkan aku anakmu yang telah mengecekanmu... ibu,., ampuni aku....
dengan di dampingi oleh temanku aku mencoba untuk menjelaskan kepada keluarga besarku atas masalah yang menimpaku.....
di depan kedua temanku ibu dan tanteku terlihat begitu tegar,., dan masih mengumbarkan sebuah senyum keikhlasan,., namun selang berapa menit setelah kepulangan temanku,., air mata itu tumpah tak terbendung..... aku temui tanteku dengan mengucapkan seribu permintaan maaf.... aku temui ibu yang telah tertidur di kamarnya,.,., aku lihat dia tertidur namun di balik tidurnya dengan jelas ia mengucurkan air matanya,.,.,butiran butiran air mata jatuh membasahi bantalnya.,.,air mata bening itu kian deras membasahi bantalnya.....
aku seakan kehilangan kekuatan kutersimpuh di kaki ibuku,., kuciumi kaki ibuku sambil aku ucapkan aku minta maaf,., mafkan aku,.., maafkan aku mak,., aku telah mengecewakanmu,.,.
dalam tangisnya ibuku berucap kamu telah menghancurkan masa depanmu sendiri kamu telah menghancurkan masa depan keluargamu kamu telah mengecewakan kami,., apa yang telah kamu perbuat anakku,.,., belum pernah aku melihat ibuku sesedih ini dan belum pernah aku melihat ibu semarah ini..... aku terlarut dalam tangisku.. tak bisa aku hentikan airmata yang terus membasahi pipiku...
tanpa aku sadari akupun tertidur di kaki ibuku.... dengan membawa beribu perasaan., dengan membawa beribu kekecewaan,., dengan membawa sejuta kesedihan.....
keesokan hari masih terlihat mata ibuku sembab karena terlalu banyak menangis.,.,.
seperti biasa setiap pagi ibuku pergi kepasar untuk membeli keperluan kami sehari-hari.,., tapi pagi itu ibuku pergi ke pasar dengan sejuta kesedihan.,., matanya sembab ,., dadanya sesak,., dan hatinya kecewa,.,., ibu berjalan dengan tertunduk,.,. untuk menutupi beban berat yang sedang menimpanya.,., akupun entah apa yang harus kuperbuat., entah apa yang bisa aku lakukan.....aku hanya bisa berdoa,., tuhan ampunilah hambamu,.,...seandainya aku bisa memutar waktu aku ingin sekali memutar waktuku untuk kembali memperbaiki kesalahanku,.,.tapi semua ini telah terjadi, aku tak bisa merubah semua ini...
setiap hari minggu tiba ibu selalu menitikkan air matanya dengan memandangi photoku yang terpampang di dinding rumahku,., dia selalu teringat,., setiap minggu dia selalu menyiapkan peralatanku untuk kembali ke asrama,., namun setelah minggu ini ibuku tidak lagi melakukan itu.., ibuku berkata dalam tangisnya.,'' biasanya setiap hari minggu mak menyiapkan peralatanmu namun kali ini tidak lagi,., biasanya jam segini kamu sudah mandi untuk mempersiapkan diri untuk kembali ke asrama namun kali ini tidak lagi,., kamu ngapain anakku".. aku pun hanya bisa menjawab " maafkan aku mak,., maafkan aku telah mengecewakanmu,.,,., sambil menitikkan airmataku,., dalam diam aku berdoa 
" Ya Alloh ampunilah kesalahan dan dosaku,., aku telah menggantungkan doa,., aku telah berdoa yang tidak terang kepadamu,., aku sambung doaku yang sempat terputus .. Ya alloh aku ingin melihat keluargaku semuanya menangis,., menangis karena melihatku sukses, menangis karena melihatku berhasil,., menangis karena melihatku menjadi orang dan bahagia dunia akherat, dan bisa menjadi kebanggan keluargaku,." namun doa itu baru aku ucapkan sekarang..... Ya alloh sekarang kau telah menjawab doaku,., namun doaku salah aku ucapkan kini semua keluargaku benar-benar menangis namun menangis karena perbuatan bodoh yang telah aku lakukan bukan karena prestasiku.

Bersambung.....................

Tidak ada komentar: